(Mentoring Day)

“Tak ada manusia yang sempurna, yang ada adalah manusia yang selalu berproses menuju kesuksesan dengan senantiasa menerjang kegagalan.” -MentorJaka

Belajar vs Gagal
Terdapat suatu ungkapan dalam kehidupan, yang berbunyi : “Tidak ada kekalahan dalam hidup ini, yang ada adalah sukses atau belajar”.

Suatu ungkapan yang menurut kita terasa asing. Karena kita sangat menghindari apa yang disebut gagal. Padahal dalam sejarah kehidupan setiap manusia tidak ada yang luput dari fase kegagalan.
contohnya saja, saat bayi banyak kegagalan yang harus dilewati sehingga dapat tumbuh kembang bisa berjalan dan berlari. Saat belajar bersepeda, berenang tentunya seringkali kita rasakan jatuh dan tenggelam ke dasar kolam kegagalan. Lantas apa kita hanya diam, melihat ketidakberdayaan diri kita. Tentu suatu kewajiban kita sebagai mahluk di dunia ini yang memiliki akal, melakukan suatu usaha adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan.

Tak ada kesuksesan instan tanpa belajar dari kegagalan. Setiap orang memiliki waktu terbaiknya masing – masing untuk berubah menjadi lebih baik setelah ditempa kegagalan.

Karena gagal memang bagian dari siklus hidup manusia, maka alangkah baiknya kita tidak alergi dengan kegagalan. Siklus gagal dan sukses adalah bagian dari perjalanan panjang kehidupan. Seseorang tidak akan merasa sukses tanpa sebelumnya merasakan kegagalan. Tak ada manusia yang sempurna, yang ada adalah manusia yang selalu berproses menuju kesuksesan dengan senantiasa menerjang kegagalan.

-JakaReadpreneur-

(Mentoring Day)

“Bingkai hidupmu dengan respon positif agar menjadikan pribadi yang lebih baik”. -MentorJaka

“Bingkai Dirimu Sebagus Mungkin untuk Menunjukkan Kesempatan Emas itu Berada”

Banyak orang yang berpikir bahwa setiap masalah yang datang padanya karena lingkungan yang kurang berpihak padanya. Ia menganggap kejadian demi kejadian yang menimpanya akibat dari dunia yang tak sebaik ia kira. Maka dari itu diperlukanlah suatu perbaikan pola pikir yang tidak biasanya. Kesempatan atau peluang itu ada di mana – mana bahkan sangat dekat dengan kita. Kesempatan emas itu akan selalu ada jika kita mengubah masalah kita menjadi tantangan diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Motivasi hidup yang kita butuhkan agar kesempatan yang tak kasat mata dapat kita lihat dengan jelas.

Bingkai ulang hidup kita dengan cara membaca setiap kejadian yang terjadi pada diri kita.
Bagaimana kita memaknai hidup, itulah bingkai hidup kita. Jangan bingkai hidup mu dengan sudut pandang yang sempit. Perbanyaklah wawasan pengetahuan agar hidup kita dapat memandang lebih luas dunia di luar sana.
Seringkali kita hanya memilih satu kemungkinan atau makna dari setiap kejadian. Namun kita harus berusaha untuk memilih keyakinan yang memberdayakan bukan justru yang menjerumuskan hidup kita.

Bingkai kehidupan kita adalah pola pikir kita. Terdapat suatu formula tentang bingkai kehidupan itu, sebagai berikut :

Kejadian + Respon = Hasil

Dari pola di atas kita dapat belajar bahwa kita tidak mungkin mengontrol setiap kejadian yang datang. Namun kita dapat mengontrol respon kita terhadap kejadian tersebut, sehingga hasilnya pun kesempatan baik yang akan menghampiri. Jadi respon kita terhadap suatu kejadian harus menentukan kualitas diri kita menjadi manusia yang memiliki kepribadian lebih baik.

-JakaReadpreneur-

(Coaching Day)

“Istiqomah Itu memang berat, kalo ringan namanya istirahat. tetap jaga keikhlasan & semangat”.

-Coach Nurcholis

“ISTIQOMAH”

Istiqomah Itu memang berat, kalo ringan namanya istirahat. Tetap jaga keikhlasan & semangat semoga Allah memberi kita istiqomah. Istiqomah adalah terus komitmen pada kebenaran dan terus beribadah.

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)

Disebutkan dalam kitab Hilyatul Auliya’ beberapa perkataan ulama berikut.

Ibnul Mubarok menceritakan dari Bakkar bin ‘Abdillah, ia berkata bahwa ia mendengar Wahb bin Munabbih berkata, ada seorang ahli lewat di hadapan ahli ibadah yang lain. Ia pun berkata, “Apa yang terjadi padamu?”

Dijawablah, “Aku begitu takjub pada si fulan, ia sungguh-sungguh rajin ibadah sampai-sampai ia meninggalkan dunianya.” Wahb bin Munabbih segera berkata, “Tidak perlu takjub pada orang yang meninggalkan dunia seperti itu. Sungguh aku lebih takjub pada orang yang bisa istiqomah.” (Hilyatul Auliya’, 4: 51).

Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu bisa istiqomah dalam takwa, iman dan tauhid.

-Coach Nurcholis